Sabtu, 02 Agustus 2014

PENELITIAN TINDAKAN BIMBINGAN KONSELING (PTBK)


Disampaikan dalam Kegiatan Pelatihan Penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Bimbingan Konseling (PTBK) yang diselenggarakan oleh Lembaga Pengabdian Masyarakat Undiksha


Oleh:
Luh Putu Sri Lestari
Putu Ari Dharmayanti




JURUSAN BIMBINGAN KONSELING
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2010




BAB I
PENDAHULUAN


       A.  Latar Belakang        
Penelitian tindakan bagi guru adalah  kegiatan yang sangat strategis untuk dilakukan. Hasilnya dapat dijadikan evaluasi untuk mengetahui apakah pembelajaran atau layanan bimbingan yang telah dilakukan  efektif atau belum. Disisi lain penelitian dilakukan bertujuan untuk memperbaiki atau mengembangkan stategi pembelajaran atau layanan bimbingan dan konseling kearah yang lebih inovatif sesuai dengan perkembangan. Meski disadari bahwa   melakukan penelitian memiliki arti dan manfaat penting bagi pengembangan profesi guru, namun tidak banyak guru  yang memiliki  komitmen untuk melakukannya. Hasil pemeriksaan portopolio guru pada  program sertifikasi guru dalam jabatan  beberapa angkatan menunjukkan, bahwa tidak lebih dari 10 % guru yang pernah melakukan penelitian. Kalau memang ada yang melakukan penelitian, maka penelitian yang dilakukan  umumnya jenis penelitian  eks post facto yaitu, meneliti gejala-gejala yang telah ada.
Wawancara dengan para guru, terkait dengan rendahnya jumlah mereka  melakukan penelitian, menurutnya  disebabkan antara lain karena, (1)  kemampuan mereka untuk melakukan penelitian belum optimal, (2)  kebiasaan mereka melakukan penelitian belum terbentuk, dan (3)  bahwa penelitian tindakan yang dikembangkan dewasa ini belum dilatihkan semasa mereka mengikuti pendidikan prajabatan. 
            Alasan yang tidak jauh berbeda juga terlontar dari para guru pembimbing di sekolah (terutama yang belum mengikuti program sertifikasi) ketika dilakukan wawancara saat bersama-sama melakukan supervisi pelaksanaan PPL Bimbingan Konseling  bagi mahasiswa Jurusan Bimbingan Konseling. Dari alasan-alasan yang disampaikan di atas, dapat diduga bahwa jenis-jenis  layanan bimbingan dan konseling yang dilakukan selama ini oleh guru pembimbing belum mengarah kepada kajian hasil-hasil penelitian tentang bimbingan dan konseling. Teknik dan pendekatan layanan yang digunakan guru pembimbing selama ini kelihatannya  masih berlandaskan kepada pengalaman  dan pengetahuan yang diperoleh selama dalam  pendidikan prajabatan. Padahal, ilmu pengetahuan telah berkembang pesat, kebutuhan peserta didik tentang bimbingan juga berbeda dengan perkembangan peserta didik di masa lalu disamping karena perkembangannya yang unik sehingga perlu penanganan sesuai dengan keunikan masing-masing. 
Jika kondisi seperti ini terus berlanjut tentu perkembangan layanan bimbingan dan konseling di sekolah tidak lagi sejalan dengan perkembangan di atas. Akibatnya, layanan yang diberikan guru pembimbing cenderung monoton dan tidak ada inovasi yang berarti. Penelitian tindakan dalam bimbingan dan konseling adalah penelitian yang memerlukan layanan segera dengan teknik dan pendekatan  variatif sesuai dengan perkembangan individu siswa masing-masing.  Layanan akan selalu berkembang seiring dengan karakteristik masing-masing siswa. Dalam penelitian tindakan akan ditemukan cara-cara baru yang lebih adaptif dengan perkembangan siswa.
Terkait dengan pengembangan profesi, beberapa pihak mengharapkan agar guru lebih meningkatkan perannya dalam mengemban tugas  pendidikan sehingga kualitas hasil dapat ditingkatkan. St. Kartono ( 2002:102),  seorang guru dan praktisi pendidikan mengharapkan agar rekan-rekannya sebagai guru melakukan kegiatan yang profesional. Ia mengatakan, ”Seorang guru yang menunjukkan tanggungjawab profesional mesti secara aktif terlibat kegiatan  pengembangan profesi dan menujukkan sebuah komitmen untuk belajar terus menerus, mengusahakan untuk melibatkan diri kedalam proses, refleksi secara kritis terhadap praktek-praktek kualitas pembelajaran dan pengajaran”.  Di pihak lain, dari kalangan pergutuan tinggi sebagai produsen guru juga memiliki harapan seperti itu. Raka Joni (1992:17) misalnya, mengakui bahwa perlakuan kita terhadap guru masih cukup jauh dari yang diharapkan, tetapi agaknya tidak sulit untuk menyepakati bahwa tugasnya adalah teramat penting. Secara macro tugas guru berhubungan dengan pengembangan sumber daya manusia yang pada akhirnya akan paling menentukan kelestarian dan kejayaan kehidupan bangsa. Di bagian  lain tulisannya (2002:22) ia mengatakan bahwa  ” sebagai pekerja profesional memang seharusnyalah seorang guru sesekali melakukan penelitian tindakan kelas sebagai  salah satu bentuk penelitian terapan yang secara praktis mendukung pelaksanaan tugasnya sehari-hari”.
            Mengadopsi dari penelitian tindakan kelas, maka penelitian tindakan bimbingan konseling penting untuk dilatihkan kepada guru pembimbing agar mereka memiliki wawasan tentang inovasi dan perkembangan layanan bimbingan konseling dengan melakukan  bentuk kajian yang bersifat reflektif secara terus-menerus terhadap layanan yang dilakukan. 

     B. Perumusan Masalah
            Berdasarkan paparan dalam latar belakang di atas, maka beberapa permasalahan pokok dapat dirumuskan sebagai berikut
1.      Rendahnya motivasi guru pembimbing melakukan kegiatan penelitian khususnya penelitian tindakan bimbingan dan konseling. Rendahnya motivasi ini disebabkan karena (a) pemahaman mereka tentang teori penelitian tindakan belum optimal, (b) kebiasaan melakukan penelitian belum terbentuk dan (3) model penelitian tindakan bimbingan bagi mereka adalah sesuatu yang baru yang belum pernah diperoleh ketika mereka mengikuti pendidikan prajabatan.
2.      Penelitian tindakan bimbingan dan konseling adalah bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh guru pembimbing untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan layanan bimbingan dan konseling, memperdalam pemahaman terhadap tindakan layanan yang dilakukan serta memperbaiki kondisi dimana praktek-praktek layanan bimbingan dan konseling  dilakukan. Jenis penelitian yang bersifat reflektif ini akan dilatihkan kepada para guru pembimbing SMP/SMA /SMK Kabupaten Buleleng untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan mengaplikasikan rancangan tersebut dalam penelitian riil di sekolah masing-masing.
3.      Jika rancangan penelitian tindakan bimbingan dan konseling dipahami secara akurat oleh guru pembimbing,  diharapkan para guru pembimbing terdorong untuk melakukan penelitian tindakan dalam rangka  menemukan dan memilih stategi inovatif layanan bimbingan dan konseling.
4.      Lingkup kegiatan pelatihan ini meliputi, (a) pemberian informasi tentang penelitian tindakan bimbingan, (b) contoh judul-judul  penelitian tindakan bimbingan dan konseling, (c) latihan peserta menyusun proposal penelitian tindakan bimbingan dan konseling.

C.  Tujuan Kegiatan
 Kegiatan  ini dilakukan untuk  tujuan sebagai berikut.
1.      Memberi pemahaman tentang model penelitian tindakan bimbingan konseling kepada guru pembimbing pada jenjang SMP dan SMA di Kabupaten Buleleng
2.      Untuk melatih peserta menyusun rancangan proposal penelitian   tindakan bimbingan dan konseling.

D.  Manfaat Kegiatan
       Setelah kegiatan ini berakhir beberapa pihak diharapkan memperoleh manfaat sebagai berikut.
1.      Bagi guru pembimbing, kegiatan ini diharapkan memberi (1) pemahaman baru tentang model penelitian tindakan bimbingan dan  konseling, (2) memberi peluang untuk melakukan latihan penelitian tindakan bimbingan dan konseling dalam rangka   pengembangan  dan  perbaikan layanan yang telah berjalan apabila dinilai belum  memadai.    
2.      Bagi sekolah, kegiatan ini memberikan kontribusi yang berharga dalam rangka  mengembangkan kemampuan guru pembimbing  melakukan penelitian tindakan  untuk   membantu  siswa yang bermasalah  dengan latar belakang  berlatar belakang yang beragam. 





BAB II
PEMBAHASAN

Bimbingan konseling adalah “ layanan kemanusiaan”,  kata M. Djawad Dahlan (1988:15). Sebagai pelayan kemanusiaan harusnya mampu menyingkap manusia dari berbagai dimensi dengan  berbagai teknik dan pendekatan.  Kasus-kasus siswa yang  terjadi di sekolah perlu dicermati penangannya dari berbagai sisi, mulai dari pemahaman terhadap latar belakang masalah kasus, faktor penyebab, perumusan alternatif solusi pemecahan masalah sampai pada kemungkinan guru pembimbing melakukan treatment yang layak bagi perubahan yang diharapkan terjadi pada siswa yang dibantu. Setiap kasus memerlukan cara-cara yang berbeda dalam penganganannya. Perbedaan ini disebabkan karena setiap individu disamping memiliki karakter yang tidak sama individu  berkembang dalam lingkungan yang berbeda.  Perbedaan ini dikatakan oleh Rochman Natawidjaja dan Moein Moesa (1993:32) sebagai berikut. “Salah satu kenyataan adalah siswa-siswa memperlihtakan perbedaan-perbedaan dalam kemampuan mengikuti pelajaran yang diberikan. Ada  kelompok siswa yang senang dan gampang menerima pelajaran yang berkaitan dengan visual, sedangkan kelompok lain sebaliknya, senang dan dapat merespon dengan baik pelajaran-pelajaran yang diberikan secara lisan ( oral). … Kapasitas setiap siswa untuk belajar adalah unsur perbedaan individual yang amat menonjol”.  Perbedaan-perbedaan inilah yang memerlukan layanan bimbingan yang tidak sama.  Mekanisme untuk memberilakn layanan yang berragam terhadap individu yang berbeda inilah memerlukan sebuah pengkajian melalui  rancangan penelitian tindakan bimbingan dan konseling yang jelas. Implementasi rancangan penelitian  yang sistematis diharapkan menghasilkan pola-pola bantuan yang sesuai dengan keadaan masing-masing individu yang dilayani.
            Penelitian tindakan kelas adalah, suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dIlakukan itu, serta memperbaiki kondisi dimana praktek-praktek pembelajaran tersebut dilakukan. Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut PTK dilaksanakan berupa proses pengkajian berdaur (Depdikbud, Dirjen Dikti Proyek PGSM, 1999:6). Mengadopsi pengertian ini maka penelitian tindakan   bimbingan dan konseling adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh guru pembimbing sebagai pelaku  tindakan, untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan – tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan layanan  yang dIlakukan itu, serta memperbaiki kondisi dimana praktek-praktek layanan tersebut dilakukan. Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, maka penelitian tindakan bimbingan dan konseling pun dilaksanakan berupa proses pengkajian berdaur. Jika penelitian tindakan kelas hanya dapat dilakukan dalam setting kelas maka penelitian tindakan bimbingan dan konseling bisa dilakukan di dalam kelas maupun di luar kelas. 
            Tujuan yang diharapkan tercapai melalui penelitian tindakan bimbingan dan konseling adalah,
1.      Memperbaiki/memperbaharui praksis layanan secara langsung disini dan sekarang dengan memusatkan perhatian/kajian bimbingan  
2.      secara spesifik- kontekstual
3.      Meningkatkan layanan profesional dalam membantu mengembangkan potensi siswa secara optimal.
4.      Mengembangkan keterampilan guru pembimbing yang bertolak dari kebutuhan untuk menanggulangi berbagai permasalahan dalam layanan bimbingan dan konseling
  1. Menumbuhkan budaya meneliti di kalangan guru pembimbing sehingga pelaksanaan layanan disertai dengan mekanisme koreksi diri ( sebagai karakteristik strategis profesionelisme.
Sedangkan manfaat dari pengabdian pada masyarakat   melalui penelitian tindakan  bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut.
1.        Mendorong rasa percaya diri guru pembimbing untuk melakukan inovasi layanan (keberanian untik mencoba strategi baru)
2.        Guru pembimbing tidak berpuas diri dengan rutinitas layanan bimbingan dan konseling
3.        Layanan bimbingan dan layanan konseling akan lebih inovatif, variatif dan lebih efektif dibandingkan inservice training
4.        Dimungkinkan dilakukan perubahan layanan  bagi guru, siswa dan atau materi layanan
            Tahap-tahap penelitian tindakan dalam  bimbingan dan konseling tidak berbeda dengan penelitian tindakan kelas. Perbedaannya hanya pada  setting penelitiannnya. Dalam penelitian bimbingan dan konseling dapat dilakukan di dalam dan di luar kelas. Hal yang kedua yang perlu diperhatikan adalah,  bahwa  bimbingan dan konseling merupakan dua kegiatan yang berbeda tetapi tujuannya sama. Keduanya melibatkan siswa sebagai subyek layanan tetapi teknik, sifat, jumlah subyeknya yang berbeda.  
            Dalam membantu siswa yang bermasalah (kasus) melalui bimbingan misalnya,  menurut Prayitno (2002:21) hendaknya melalui langkah-langkah  sebagai berikut:
a.         Menggambarkan keadaan individu yang dibimbing. Kegiatan ini dilakukan untuk memberikan gambaran tentang individu siswa yang akan dibantu. Gambaram ini meliputi berbagai hal yang terkait dengan individu.
b.        Mencari latar belakang masalah individu yang bermasalah. Kegiatan ini meliputi, menemukan latar belakang masalah kenapa individu mengalamai masalah sebagaimana yang digambarkan dalam latar belakang.
c.         Memprediksi latar depan kasus. Dalam kegiatan ini pembimbing merumuskan berbagai kemungkinan negatiF yang mungkin  akan terjadi jika siswa yang bersangkutan tidak segera dibantu. 
d.        Merumuskan alternatiF pemecahan. Pembimbing merumuskan berbagai alternative pemecahan / cara-cara yang mungkin bisa dilakukan untuk membantu siswa memecahkan masalah atau mengembangkan potensi yang dimiliki.
e.         Melakukan treatmeTn/tindakan. Setelah berbagai alternatif dirumuskan maka pembimbing melakukan seleksi terhadap alaternatif-alternatif tersebut dan memilih alternatif yang paling mungkin untuk dilakukan. Alternatif yang terpilih diimplementasikan  dalam bentuk tindakan. Disinilah proses bantuan akan terjadi. Apa yang akan dilakukan kemudian oleh siswa setelah proses treatmen ini merupakan keputusan individu yang dibantu untuk melaksanakan alternative tersebut.
f.         Tindak lanjut. Kegiatan pembimbing dalam hal ini adalah,  memantau hasil keputusan  pada langkah treatmen. Refleksi akan dilakukan berdasarkan hasil pantauan pembimbing terhadap keputusan tindakan yang dilakukan oleh siswa yang dibantu. Peran pembimbing disini adalah, menemukan teknik atau pendekatan baru dalam tindakan berikutnya atau meningkatan efektifitas dan intensitas layanan bimbingan yang sama.
Sedangkan mekanisme membantu siswa yang bermasalah dengan  konseling dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut.                     
1.        Menandai perilaku bermasalah dan menspesifikasi  perilaku yang dinilai bermasalah
2.        Merumuskan tujuan yang ingin dicapai ( menghapus perilaku yang maladaptif dan memperkuat dan  mempertahankan perilaku yang diinginkan.
3.        Mengukur kekuatan konseli ( siswa bermasalah)
4.        Menentukan strategi pengukuran perubahan setiap perilaku dengan memberikan reinforcement untuk meningkatkan motoivasi konseli
5.        Menilai proses konseling yang telah berjalan ( apakah konseli cukup partisipatif)
6.        Pengambilan keputusan
7.        Pelaksanaan tindakan
8.        Pemantauan / Perbaikan  tindakan 
9.        Pelaksanaan tindakan perbaikan, observasi dan interpretasi
10.    Analisis dan refleksi
11.    Perencanaan tindak lanjut (berdaur) ( Gerald Corey, 1088:204)
            Meski berbeda teknik, tetapi langkah-langkah dalam penelitian tindakan bimbingan dan konseling secara umum sama dengan PTK yaitu (1) penetapan fokus masalah, (2) perencanaan tindakan bimbingan/konseling, (3) pelaksanaan tindakan dan observasi-interpretasi, (4) Analisis dan refleksi serta (5) tindak lanjut.
A.      Materi Kegiatan
Materi Kegiatan meliputi :
1.    Konsep penelitian tindakan
2.    Contoh Proposal penelitian tindakan
3.    Contoh-contoh topik penelitian tindakan
B.       Metode Pelaksanaan
Metode/strategi kegiatan akan meliputi:
1.    Metode ceramah (pemberian informasi)
2.    Diskusi materi
3.    Presentasi draf proposal penelitian tindakan
4.    Sharing/Diskusi hasil presentasi
5.    Latihan penyusunan proposal penelitian tindakan BK
6.    Pemeriksaan proposal
Dilanjutkan di sekolah masing-masing dan dicoba untuk diaplikasikan
C.      Rancangan Evaluasi
Kegiatan awal sebelum dilakukan evaluasi adalah
a.    Memberikan informasi kepada peserta melalui ceramah tentang konsep dasar, langkah-langkah penelitian bimbingan dan konseling.
b.    Dilakukan diskusi untuk mengetahui pemahaman peserta tentang konsep penelitian tindakan bimbingan konseling.
c.    Kemampuan peserta menyusun rancangan penelitian tindakan bimbingan dan konseling dan kemampuan  melakukan penelitian  dilakukan pada (1) Akhir Pelatihan. Di akhir pelatihan akan dilakukan evaluasi untuk melihat apakah peserta memiliki kemampuan untuk menyusun proposal penelitian. Kriteria pengukuran anatara lain : (a) kemampuan merumuskan judul, (b) kemampuan menyusun latar belakar yang menggambarkan kesenjangan yang diamati  dengan kondisi yang diharapkan, (c) kemampuan merumuskan masalah, (d) kemampuan merumuskan tujuan penelitian, (e) kemampuan menjelaskan teori-teori yang akan mendukung penelitian, (f) kemampuan menentukan populasi, sampel, pengumpulan data dan  analisis data (g) kemampuan merancang langkah-langkah penelitian). (2) Memantau peserta melalui kegiatan guru pembimbing di sekolah. Apakah peserta mampu melakukan penelitian  setelah bertugas di sekolah, dapat diamati ketika pelatih melakukan kunjungan ke sekolah bersamaan dengan kegiatan supervisi mahasiswa melakukan kegiatan PPL Bimbingan Konseling di sekolah latihan.



BAB III
PENUTUP

     A. Kesimpulan
Dengan mengikuti kegiatan ini, diharapkan guru BK SMP/SMA/SMK di Kabupaten Buleleng memperoleh informasi mengenai konsep dasar penelitian tindakan bimbingan konseling, bagaimana langkah-langkah pembuatan proposal penelitian tindakan bimbingan konseling dan melatih kemampuan peserta menyusun rancangan proposal penelitian tindakan bimbingan konseling.
.
     B.  Saran
Disarankan kepada guru BK, hendaknya memiliki kesadaran untuk meningkatkan motivasi dalam melaksanakan penelitian tindakan bimbingan konseling untuk meningkatkan komitmen profesi, khususnya dalam mengembangkan profesi bimbingan konseling.


DAFTAR PUSTAKA.
   Djawad Dahlan (1983);  Sumbangan Pikiran Tentang Perwujudan Tujuan Pendidikan Nasional, Bandung,  IKIP.
   Gerald Corey, (1988) Teory and Practice Counseling and Psichoterapy, alaih bahasa E. Koswara; Bandung, PT. Eresco.
   Kartono, St; (2002) Menebus Pendidikan Yang Tergadai Catatan Reflektif Seorang Guru, Yogyakarta, Kanisius
   Prayitno (1997), Bimbingan Konseling di Sekolah  Menengah; Jakarta, PT. Ikrar Mandiri Abadi
   Raka Joni T. (1992); Pokok-Pokok Pikiran Mengenai Pendidikan Guru, Jakarta, Konsorsium Ilmu Pendidikan Dirjen Dikti, Depdikbud
   Rochman Natawidjaya dan M. Moesa (1993) Psikologi Pendidikan; Jakarta,  Depdikbud
   Tim Peneliti Proyek PGSM (1999); Penelitian Tindakan Kelas ( Classroom Action Research) Jakarta Depdikbud, Dirjen Dikti,  Proyek  PGSM















Tidak ada komentar:

Posting Komentar